Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Banjir Bandang Di Texas: Puluhan Jiwa Tewas, Termasuk Belasan Anak-Anak

Banjir Bandang di Texas / Foto: reuters

Comfort, Texas — Liburan Hari Kemerdekaan di Amerika Serikat, yang semestinya penuh kemeriahan dan reuni keluarga, berubah menjadi tragedi memilukan di negara bagian Texas. Hujan deras yang mengguyur sejak dini hari Jumat, 4 Juli 2025, memicu banjir bandang yang merenggut nyawa setidaknya 43 orang, termasuk 15 anak-anak, dan membuat puluhan lainnya masih belum ditemukan.

Salah satu wilayah yang paling terdampak adalah kota kecil Comfort, yang berada di tepi Sungai Guadalupe. Hujan turun begitu deras hingga terdengar seperti "air yang dituangkan dari ember," kata Tonia Fucci, seorang pengunjung asal Pennsylvania yang sedang bermalam di rumah neneknya. Dalam kesaksian kepada wartawan Reuters, ia menggambarkan suasana mencekam saat dirinya terbangun oleh suara air dan bunyi retakan dahsyat yang menggetarkan tanah.

“Suaranya sungguh tak terlukiskan, betapa kerasnya. Yang ternyata adalah... pohon cemara besar yang tumbang di sepanjang sungai,” tutur Fucci dalam wawancara yang dikutip Reuters pada Sabtu (5/7).

Namun kegemparan tak berhenti di situ. Derasnya arus banjir mengamuk melintasi kawasan pemukiman dan lokasi wisata, menyeret apa saja yang dilewatinya. Di Camp Mystic, sebuah perkemahan putri bersejarah yang telah beroperasi selama hampir satu abad, puluhan anak perempuan tersapu arus. Lokasi itu kini menjadi pusat pencarian korban yang hilang, dengan tim penyelamat terus bekerja siang malam untuk menemukan tanda-tanda kehidupan.

“Banyak sekali anak-anak dan orang hilang. Anda hanya ingin mereka ditemukan demi keluarga mereka,” ujar Fucci, suaranya tertahan emosi. “Namun, Anda tahu, ini tidak akan menjadi akhir yang baik... Tidak mungkin orang bisa selamat dari derasnya air.”

Rekaman video yang diambil Fucci dengan ponselnya memperlihatkan aliran air berlumpur menenggelamkan jalanan, dua kendaraan rekreasi, dan halaman rumah sang nenek. Tim Reuters telah memverifikasi keaslian video tersebut melalui pencocokan bangunan dan kendaraan dalam rekaman dengan citra satelit, serta metadata waktu pengambilan gambar.

Situasi memburuk karena peringatan dini dari Badan Cuaca Nasional (National Weather Service) baru diterima beberapa jam setelah banjir terjadi. Warga setempat tak sempat bersiap atau mengungsi. Dalam kondisi darurat, banyak dari mereka saling membantu satu sama lain. Fucci menceritakan bagaimana warga berlari dari satu rumah ke rumah lainnya, mencoba mengevakuasi tetangga sebelum bantuan resmi datang.

“Sesuatu yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Anda tahu itu adalah tragedi,” katanya kepada Reuters. “Tidak ada yang melambat, tidak ada yang melambat. Dan puing-puing, perabotan, dan kendaraan rekreasi mengalir ke sungai.”

Pihak berwenang kini menghadapi tantangan besar: tidak hanya mencari korban yang masih hilang, tapi juga mengidentifikasi jenazah yang ditemukan dalam kondisi rusak parah akibat terbawa arus. Selain itu, proses pemulihan pasca-bencana diperkirakan akan memakan waktu berminggu-minggu, jika bukan berbulan-bulan.

Kawasan yang terdampak bukan hanya kehilangan warga, namun juga kehilangan infrastruktur dasar — jalan hancur, jembatan roboh, dan aliran listrik terputus di sejumlah titik. Pemerintah daerah tengah mengoordinasikan bantuan darurat sambil mengevakuasi warga yang selamat ke tempat yang lebih aman.

Banjir bandang ini disebut sebagai salah satu bencana alam paling mematikan yang pernah melanda wilayah tengah Texas dalam dua dekade terakhir. Meskipun masyarakat Texas dikenal tangguh menghadapi bencana alam, trauma dari tragedi ini kemungkinan akan membekas lama.

“Saya masih syok hari ini,” ucap Fucci, yang belum bisa melupakan suara pohon tumbang dan bayangan air deras yang menghapus keheningan pagi itu.

Jika Anda ingin versi ini digunakan untuk tayangan berita, dokumenter suara, atau artikel feature, saya bisa bantu sesuaikan dengan gaya narasi yang lebih deskriptif atau dramatis. (Sumber: Reuters)*