BNPB Desak Riau Tetapkan Status Tanggap Darurat, Dumai-Bengkalis Jadi Sorotan Asap Lintas Negara
![]() |
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto — Foto: Kompas/Kristianto.P |
KABAR KUANSING, PEKANBARU – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menghantui Provinsi Riau. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menegaskan bahwa Riau kini menjadi wilayah dengan titik panas terbanyak dibandingkan lima provinsi prioritas lainnya di Indonesia.
Dalam kunjungannya ke Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, pada Senin (21/7/2025), Suharyanto menilai situasi karhutla di Riau sudah memasuki fase serius. Ia pun meminta Pemerintah Provinsi Riau segera meningkatkan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat.
“Riau ini sudah paling banyak titik panasnya. Beberapa daerah sudah dilanda kebakaran, jadi sudah seharusnya status provinsi dinaikkan menjadi tanggap darurat,” ujarnya di hadapan sejumlah pejabat daerah dan unsur TNI/Polri.
Bantuan Pemerintah Pusat Terhambat Jika Status Belum Diubah
Menurut Suharyanto, penetapan status tanggap darurat akan membuka jalan bagi pemerintah pusat untuk menyalurkan bantuan secara lebih cepat dan efektif. Saat ini, sebagian besar dari 12 kabupaten/kota di Riau sudah terdampak karhutla dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda.
“Kalau statusnya masih siaga, kami di pusat agak terbatas geraknya. Tapi kalau sudah tanggap darurat, bantuan logistik, personel, hingga teknologi bisa langsung kami kirim,” tegasnya.
Dumai dan Bengkalis Jadi Fokus: Ancaman Asap ke Negara Tetangga
Suharyanto secara khusus menyoroti kondisi di Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis. Kedua wilayah ini berbatasan langsung dengan Malaysia dan berpotensi menimbulkan masalah lintas negara jika asap kebakaran meluas.
“Jangan sampai seperti tahun-tahun sebelumnya, kita ditegur negara tetangga karena asap kiriman. Dumai dan Bengkalis harus dijaga ketat agar tidak memicu protes dari Malaysia maupun Singapura,” kata dia.
Cuaca 2025 Lebih Bersahabat, Tapi Waspada Tetap Perlu
Meskipun tingkat kekeringan tahun ini lebih rendah dibandingkan masa El Nino 2023, Suharyanto mengingatkan semua pihak untuk tidak lengah. Ia menilai kondisi cuaca yang relatif basah justru memberi peluang untuk mencegah karhutla lebih dini.
“Tahun 2023 saja kita bisa atasi kebakaran saat El Nino. Masa tahun ini, yang cuacanya cenderung lembap dan masih ada banjir di beberapa daerah, kita tidak bisa? Artinya ini peluang bagi kita untuk mencegah lebih awal,” jelasnya.
Kabar untuk Riau dan Kuansing: Awas Karhutla Menyebar
Dengan status Riau yang semakin rawan, wilayah seperti Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) juga harus bersiap. Meskipun belum terdampak parah, potensi penyebaran api dari daerah tetangga tetap tinggi. Kolaborasi lintas kabupaten menjadi kunci.
BNPB mengimbau seluruh kepala daerah di Riau, termasuk Kuansing, untuk aktif memantau dan mengambil tindakan preventif. Edukasi warga, patroli rutin, dan penggunaan teknologi pemantau titik panas menjadi langkah penting dalam pencegahan.