Langkah Strategis Angkat Budaya Kuansing: Bupati Gaet Kemenparekraf
![]() |
Foto: kuansing.go.id |
Pertemuan tersebut bukan sekadar kunjungan seremonial, melainkan bagian dari misi kebudayaan yang diusung Pemerintah Daerah Kuansing untuk menjadikan Festival Pacu Jalur sebagai ikon pariwisata unggulan Indonesia. Tradisi balap perahu khas Sungai Kuantan yang telah masuk dalam daftar Top 10 Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025 itu dianggap memiliki potensi besar mendongkrak ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.
Dalam audiensi yang berlangsung di Gedung Sapta Pesona itu, Menteri Widiyanti menyatakan ketertarikannya terhadap nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam Pacu Jalur. “Festival ini bukan hanya soal atraksi visual, tapi juga representasi budaya, solidaritas, dan sejarah masyarakat Melayu pedalaman. Saya ingin menyaksikannya langsung,” ujar Menpar. Ia bahkan memastikan kehadirannya bersama Wamenparekraf Ni Luh Puspa pada pelaksanaan festival Agustus mendatang.
Menanggapi hal itu, Bupati Suhardiman menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian pusat. “Ini angin segar bagi masyarakat kami. Kehadiran Menteri dan Wamen nanti akan menjadi penguat moral sekaligus etalase nasional bagi Kuansing,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, turut ditampilkan demonstrasi budaya berupa tari aura farming, sebuah tari simbolik yang berkembang dari tradisi Togak Luan dalam budaya Pacu Jalur. Penampilan ini dipimpin oleh Rayyan Arkhan Dhika, seorang penari muda Kuansing yang kini aktif memperkenalkan seni tradisi melalui media digital. Uniknya, Menpar dan Wamenpar ikut larut mencoba gerakan tarian tersebut, mengundang tepuk tangan dari peserta yang hadir.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kuansing, Drs. Azhar, menegaskan bahwa kolaborasi ini bukan hanya untuk memperkuat eksistensi budaya lokal, tapi juga sebagai jalan pembuka investasi pariwisata berkelanjutan. “Kami ingin pariwisata di Kuansing tidak sekadar menjadi tontonan tahunan, tapi benar-benar menjadi roda penggerak ekonomi masyarakat,” ucapnya.
Langkah Kuansing ini menandai babak baru dalam upaya daerah menghadirkan budaya sebagai fondasi pembangunan ekonomi kreatif. Dengan dukungan langsung dari Kemenparekraf, Festival Pacu Jalur 2025 berpeluang menjadi panggung global bagi budaya Kuantan Singingi — sekaligus momentum redefinisi pariwisata berbasis warisan budaya.* (sumber: kuansing.go.id)