Serahkan 401 Hektare Kebun Sawit Miliknya di TNTN , Satgas PKH berikan Apresiasi
![]() |
Ket Foto: Niko Sianipar |
Penyerahan dilakukan secara resmi di Desa Segati, Kecamatan Langgam, dan disaksikan oleh aparat penegak hukum serta perwakilan kementerian terkait. Dalam pernyataannya, Niko mengaku telah membeli lahan itu dari warga setempat sejak tahun 2006 dengan harga antara Rp3 juta hingga Rp5 juta per hektare. Meski telah menghasilkan, ia memilih menyerahkan kembali lahan tersebut karena menyadari kawasan tersebut merupakan hutan negara yang dilindungi.
“Saya taat hukum. Lahan ini memang termasuk dalam kawasan Tesso Nilo. Saya serahkan sepenuhnya kepada Satgas PKH dan tidak akan menuntut apa pun,” ujar Niko.
Wakil Komandan Satgas PKH Garuda, Brigjen TNI Dody Triwinarto, menyampaikan apresiasi atas langkah sukarela yang diambil Niko. Ia menyebut, ini adalah hasil dari pendekatan persuasif dan humanis yang dikedepankan Satgas dalam menertibkan kawasan TNTN.
“Ini bukti nyata kesadaran hukum masyarakat. Kami tidak hanya melakukan penegakan hukum, tetapi juga mengajak pelaku usaha untuk bekerja sama memulihkan lingkungan secara damai,” jelas Brigjen Dody.
Penertiban lahan sawit yang berada di kawasan Taman Nasional Teso Nilo dilakukan secara menyeluruh, termasuk Seluruh proses dilakukan secara legal, bertahap, dan mengedepankan dialog dengan para pelaku usaha lainnya.
TNTN, Habitat Satwa Langka yang Harus Dilindungi
Taman Nasional Tesso Nilo merupakan salah satu kawasan konservasi penting di Sumatera, yang menjadi habitat alami bagi Gajah dan Harimau Sumatera, dua spesies yang sangat terancam punah.
Pakar kehutanan dan lingkungan, Aspandiar, menilai penyerahan lahan ini sebagai langkah awal penting. Namun, ia mengingatkan bahwa penegakan hukum tetap harus dilanjutkan agar tidak berhenti hanya pada aksi simbolik.
“Kalau tidak ada sanksi tegas terhadap perambah lain, pemulihan TNTN tidak akan maksimal,” ujarnya.
Satgas PKH menegaskan komitmennya menjalankan tugas berdasarkan asas ultimum remedium, yakni menjadikan pidana sebagai jalan terakhir. Pendekatan ini dinilai efektif untuk menghindari konflik sosial dan mendorong kesadaran kolektif masyarakat.
Brigjen Dody berharap sikap Niko bisa menjadi contoh positif bagi yang lainnya pelaku yang masih menguasai kawasan TNTN.
“Kami ingin pendekatan damai tetap dikedepankan. Semoga langkah ini diikuti oleh yang lain demi menyelamatkan hutan kita,” tutupnya. **