Respons Cepat Pelita Air Saat Ekor Pesawat Rusak di Pekanbaru: Semua Penumpang Akhirnya Terbang Aman
![]() |
Sumber foto: Pelita Air |
Menurut penjelasan Executive General Manager (EGM) Bandara SSK II Pekanbaru, Radityo Ari Purwoko, pesawat Pelita Air dengan kode IP324 yang sebelumnya terbang dari Jakarta sempat diterpa angin kencang saat hendak mendarat. Angin samping dengan kecepatan hingga 20 knot dua kali lipat dari batas aman 10 knot menyebabkan kerusakan pada bagian ekor pesawat.
"Fenomena ini terjadi mendadak dan tidak terdeteksi oleh sistem. Crosswind dengan kecepatan sebesar itu sangat membahayakan proses pendaratan. Karena kerusakan yang terjadi, pesawat tidak bisa melanjutkan penerbangan kembali ke Jakarta sebagai IP325," jelas Radityo Minggu (29/6/2025).
Penerbangan IP325 dijadwalkan lepas landas pukul 18.15 WIB. Namun akibat insiden tersebut, pesawat dinyatakan tidak layak terbang dan harus menunggu pesawat pengganti dari Jakarta. Keputusan tersebut tentu berdampak langsung pada 162 penumpang yang sudah siap berangkat.
Pihak Pelita Air sigap memberikan informasi kepada penumpang, serta menawarkan opsi akomodasi berupa hotel bagi mereka yang tidak ingin menunggu di bandara. Menariknya, mayoritas penumpang memilih bertahan di terminal keberangkatan dan meminta agar pesawat pengganti segera diterbangkan, meskipun itu berarti menunggu hingga larut malam.
"Proses komunikasi berjalan dengan sangat baik. Semua disampaikan secara transparan dan humanis. Penumpang sangat kooperatif dan memahami situasi. Tidak ada yang marah atau membuat keributan, semuanya kondusif," ujar Radityo.
Pihak maskapai pun langsung berkoordinasi untuk mengirimkan armada pengganti dari Jakarta. Namun, proses ini memerlukan waktu karena harus menyesuaikan dengan ketersediaan kru serta kesiapan pesawat. Di sisi lain, manajemen bandara dan Pelita Air tetap memberikan hak-hak penumpang sesuai regulasi.
Selama masa tunggu, penumpang mendapatkan layanan secara bertahap, mulai dari snack, makan malam, hingga kompensasi berupa voucher senilai Rp300.000 yang dapat diuangkan setelah tiba di Jakarta. Langkah ini dinilai sebagai bentuk komitmen maskapai terhadap pelayanan konsumen meskipun dalam kondisi force majeure.
Sekitar pukul 00.58 WIB, pesawat pengganti akhirnya mendarat di Bandara SSK II Pekanbaru. Setelah proses boarding selesai dan seluruh penumpang masuk ke dalam kabin, pesawat berhasil lepas landas menuju Jakarta pada pukul 01.35 WIB, membawa seluruh 162 yang terdiri dari 148 orang dewasa, 10 anak-anak, dan 4 bayi.
“Kami sangat menghargai kesabaran dan kedewasaan para penumpang dalam menghadapi situasi ini. Tidak mudah menunggu dalam waktu lama, apalagi dalam kondisi tak terduga. Namun, kami bersyukur semua berjalan aman dan lancar. Keselamatan tetap menjadi prioritas utama dalam dunia penerbangan,” tutur Radityo menutup pernyataannya.
Insiden ini menjadi pengingat bahwa faktor cuaca masih menjadi salah satu tantangan besar dalam dunia transportasi udara. Meskipun demikian, dengan komunikasi yang baik, penanganan cepat, serta kerja sama antara pihak maskapai, bandara, dan penumpang, situasi seperti ini bisa dihadapi dengan profesional dan penuh empati.***