Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Iklan Honda Scoopy

Iron Dome Diuji: Rudal Iran Guncang Israel, Ini Dampak Geopolitiknya

JAKARTA — Gelombang serangan rudal dari Iran terhadap wilayah Israel dalam tiga hari terakhir telah mengguncang sistem pertahanan udara andalan Israel, Iron Dome. Serangan tersebut menguji batas kemampuan sistem yang selama ini dianggap sebagai perisai utama negeri itu dari serangan udara.

Meski banyak rudal berhasil dicegat, sejumlah lainnya—terutama yang berjenis balistik dan hipersonik—berhasil menembus pertahanan dan menghantam area penting, termasuk kompleks pertahanan Kirya di Tel Aviv.


Iron Dome Tunjukkan Keterbatasan

Iron Dome dirancang untuk menangkal roket jarak pendek, bukan rudal balistik atau jelajah. Dalam kondisi serangan besar-besaran dan simultan, sistem ini terbukti kewalahan. M.Seloom, analis pertahanan dari Doha, menyatakan bahwa Iron Dome tidak pernah dirancang untuk menghadapi skenario seperti ini.

"Rudal balistik dan hipersonik membutuhkan sistem pertahanan berbeda. Ini bukan lagi sekadar konflik proksi, tapi sudah masuk fase serangan langsung," ujarnya.

Meski Israel mengandalkan sistem tambahan seperti David’s Sling dan Arrow, seluruh lapisan pertahanan harus bekerja serentak—dan tetap tidak sepenuhnya mampu menangkal semua rudal yang masuk.

Warga Sipil Jadi Korban

Sejumlah rudal yang berhasil menembus pertahanan menghantam area permukiman dan fasilitas sipil. Sedikitnya 15 warga dilaporkan terluka, beberapa bangunan mengalami kerusakan berat. Pemerintah memberlakukan siaga darurat, sekolah dan tempat ibadah ditutup sementara, dan warga diminta mengungsi ke tempat perlindungan.

Dampak Geopolitik: Ketegangan Memanas

1. Konflik Regional Terancam Meluas

Serangan langsung ini memicu kekhawatiran eskalasi luas di kawasan. Hizbullah di Libanon mulai memobilisasi pasukan. Israel diyakini sedang mempersiapkan respons militer terhadap target Iran di Suriah atau Irak.

2. Reaksi Keras dari AS dan Barat

Amerika Serikat menyatakan dukungan penuh untuk Israel, dan mengirim sistem radar tambahan. NATO mulai mengkaji kembali kesiapan pertahanan rudal mereka di Eropa. Serangan ini dianggap sebagai pengingat bahwa perang rudal modern memerlukan teknologi yang lebih adaptif dan multilapis.

3. Dampak Ekonomi Global

Harga minyak dunia melonjak hingga 7% akibat kekhawatiran gangguan pasokan dari kawasan Teluk. Potensi konflik yang meluas ke Selat Hormuz, jalur ekspor minyak utama, membuat pasar global waspada. Negara-negara seperti India dan China mulai mencari jalur alternatif.

4. Posisi Sulit Negara Teluk

Negara-negara Arab seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab kini berada dalam posisi sulit. Di satu sisi mereka khawatir akan ancaman Iran, namun di sisi lain, hubungan mereka dengan Israel belum sepenuhnya stabil secara diplomatik.

5. Peningkatan Citra Iran

Di mata sebagian publik dunia Muslim, keberhasilan Iran meluncurkan serangan langsung ke jantung Israel meningkatkan citra kekuatan militernya. Iran dianggap mampu melakukan konfrontasi terbuka tanpa perantara, yang memperkuat posisinya di kawasan.

Serangan ini bukan hanya ujian teknis bagi sistem pertahanan Israel, tetapi juga peringatan serius akan dinamika geopolitik yang berubah cepat di Timur Tengah. Iron Dome, yang selama ini dianggap andal, kini menunjukkan bahwa tidak ada sistem yang benar-benar tak tertembus.

Dengan ketegangan yang terus meningkat, dunia kini menunggu: apakah ini akan menjadi awal dari konflik yang lebih besar, atau dapat diredam melalui diplomasi internasional.


Jika kamu ingin berita ini diformat dalam bentuk file (Word atau PDF), atau ingin saya bantu menyusunnya ke dalam gaya berita media cetak, tinggal beri tahu saja.

Iklan Zetta