Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

HUT ke-68 Riau: Momentum Menggali Sejarah, Menata Kebijakan, dan Memperkuat Jati Diri

Gubernur Riau Abdul Wahid — Foto: SC.IG Gubernur Riau Abdul Wahid
KABAR KUANSING | PEKANBARU – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Provinsi Riau tahun 2025 tidak hanya menjadi ajang seremonial, tetapi juga momentum strategis untuk menatap masa depan dengan pijakan sejarah dan kebijakan yang lebih matang.

Gubernur Riau, Abdul Wahid, menegaskan bahwa perayaan ini menjadi momen penting untuk mengevaluasi program dan menata ulang kebijakan daerah demi memaksimalkan potensi Bumi Lancang Kuning.

“HUT Riau adalah saat yang tepat untuk mengoreksi program yang belum tercapai, memperbaiki, dan mereformulasi kebijakan agar langkah ke depan lebih terarah,” ujarnya dalam rapat paripurna istimewa DPRD Riau, Sabtu (9/8/2025).

Refleksi Perjuangan dan Peran Tokoh Riau

Sejarawan Riau, Prof. Suwardi MS, mengingatkan bahwa Riau memiliki rekam jejak perjuangan yang tidak boleh dilupakan. Salah satu tokoh kunci adalah Sultan Syarif Kasim II dari Kesultanan Siak Sri Indrapura, yang pada 28 November 1945 menyerahkan kedaulatan kesultanan kepada Republik Indonesia serta menyumbangkan 13 juta gulden untuk negara.

“Langkah ini memperkuat diplomasi dan keuangan Indonesia pada masa awal kemerdekaan. Ini bukti nyata nasionalisme Riau,” jelas Prof. Suwardi.

Meninggalkan Stigma Lama, Membangun Citra Positif

Prof. Suwardi menilai, stigma lama Riau sebagai “negeri smokel” harus dihapus. Ia menegaskan bahwa sejarah membuktikan rakyat Riau memiliki peran besar dalam menopang negara.

“Banyak pengorbanan dari tanah Riau yang menjadi bagian penting perjalanan bangsa,” tegasnya.

Budaya Melayu Sebagai Akar Identitas

Gubri Abdul Wahid mengajak seluruh pihak untuk bersatu membangun Riau yang berdaya saing, tanpa melupakan akar budaya Melayu. Hal ini sejalan dengan peringatan HUT ke-68 yang juga dirangkai dengan Simposium Melayu Serumpun, dihadiri delegasi dari Malaysia, Brunei, Singapura, dan negara serumpun lainnya.

Dalam pandangan Prof. Suwardi, budaya Melayu adalah perekat identitas Riau sekaligus modal diplomasi budaya di kancah internasional. Ia mengingatkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah menetapkan Riau sebagai pusat budaya Melayu di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Pendidikan Sejarah untuk Generasi Muda

Prof. Suwardi juga menekankan pentingnya pendidikan sejarah lokal di sekolah-sekolah. Menurutnya, generasi muda perlu mengenal tokoh dan peristiwa penting di daerahnya agar memiliki pijakan kuat dalam menghadapi masa depan.