Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cuaca Panas di Riau Tembus 36 Derajat, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

PEKANBARU – Warga Riau dalam sepekan terakhir terus mengeluhkan suhu udara yang terasa menyengat. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, tercatat suhu maksimum di wilayah ini mencapai 36,4 derajat Celsius pada Jum'at (31/10/2025).

Forecaster BMKG Pekanbaru, Bibin Sulianto, menyebutkan fenomena panas ekstrem ini bukan tanpa sebab. Ia menjelaskan, gangguan tekanan rendah di kawasan Laut Cina Selatan menjadi pemicu utama.

“Pusat tekanan rendah tersebut menarik massa udara dari wilayah Riau, sehingga awan yang semestinya membentuk hujan justru berpindah arah ke Laut Cina Selatan,” ungkap Bibin, Kamis (30/10/2025).

Kondisi ini membuat pembentukan awan hujan di atmosfer Riau menurun drastis. Langit menjadi lebih cerah, dan sinar matahari langsung menembus permukaan bumi tanpa banyak hambatan, menyebabkan udara terasa lebih panas dari biasanya.

Selain itu, posisi matahari yang berada hampir tegak lurus di atas kepala turut memperkuat peningkatan suhu di siang hari. “Inilah yang membuat kita merasa terpanggang saat beraktivitas di luar ruangan,” tambah Bibin.

BMKG juga mengingatkan bahwa cuaca kering dan panas meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Satelit mendeteksi 16 titik panas di berbagai wilayah Riau pada hari yang sama.

 “Udara yang kering mempercepat penguapan air di permukaan tanah. Akibatnya, lahan menjadi lebih mudah terbakar,” jelas Bibin.

Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang cepat. BMKG menyarankan warga menjaga kelembapan lahan, tidak melakukan aktivitas pembakaran, dan melindungi diri dari paparan sinar matahari langsung.

“Gunakan topi, payung, atau tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan, dan perbanyak minum air putih agar tidak dehidrasi,” imbau Bibin.

Sebagai penutup, BMKG mengingatkan pentingnya masyarakat untuk terus mengikuti pembaruan informasi cuaca dari sumber resmi.

“Cuaca di wilayah Indonesia sangat dinamis. Kami minta masyarakat tetap memantau informasi terbaru melalui website dan kanal resmi BMKG,” tutupnya. Fz*